Pantau Keberadaan Buaya Besar, Pj Bupati Sinjai Lapor ke BBKSDA Sulsel

Pj. Bupati Sinjai, T.R. Fahsul Falah (baju orens) meninjau keberadaan buaya di Sungai Lolisang, Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, (Foto: ist)
banner 120x600

PERMATANEWS | Pj Bupati Sinjai, TR Fahsul Falah merespon kecemasan warga terkait keberadaan buaya di Sungai Lolisang, Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Rabu (19/6/2024).

Didampingi Dandim 1424 Sinjai, Letkol Arm Dian Akhmad Arifandi, ia meninjau langsung lokasi munculnya hewan reptil tersebut.

Menurut TR Fahsul Falah, keberadaan buaya ini harus mendapat perhatian serius karena mengancam keselamatan warga.

Penampakan buaya di Sungai Lolisang, Desa Pattongko, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai. (foto: tangkapan layar video/doc)

Selain melihat langsung, ia mengaku telah melapor ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan untuk datang melakukan observasi.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita sudah kirimkan surat kesana untuk datang melakukan observasi terkait penemuan buaya di sini. Ini kan bukan habitatnya,” kata TR Fashul Falah.

Untuk sementara, ungkapnya, telah menginstruksikan untuk pemasangan tanda peringatan di bantaran sungai Lolisang agar warga berhati-hati saat beraktivitas di lokasi, yang tidak jauh dari tempat buaya tersebut sering muncul.

“Kita datang di sini memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati. Jangan turun ke sungai dulu. Kita sudah pasang tanda peringatan,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Warga Dusun Lamberasa, Desa Pattongko Kecamatan Tellulimpoe dihebohkan dengan adanya penampakan buaya berukuran besar di muara Sungai Lolisang.

Sungai ini, juga merupakan wilayah perbatasan antara Kabupaten Sinjai dengan Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Secara mengejutkan buaya yang diperkirakan berukuran panjang 2 meter dan berdiameter 50 cm ini muncul di bantaran sungai.

Hewan reptil bernama latin Crocodilus porarus ini kerap kali muncul di siang hingga sore hari selama 4 hari berturut-turut dan menjadi tontonan warga sekitar.

Karena keberadaannya dinilai meresahkan dan membahayakan, warga setempat meminta pemerintah untuk segera mengevakuasinya.***

Editor: Tim Redaksi