Permatanews | Puluhan sapi di Kabupaten Bulukumba dan Sinjai mendadak mati sejak beberapa pekan terakhir.
Dari data Dinas Peternakan Bulukumba menyebutkan total sapi mati di Desa Batukaropa dan Desa Tamatto sebanyak 37 ekor. Sedang di Gareccing Kabupaten Sinjai sebanyak 10 ekor.
Atas peristiwa itu, Pemuda Pancasila (PP) di Kabupaten Bulukumba mendesak pemerintah di Bulukumba-Sinjai untuk segera menangani penyakit sapi tersebut.
“Kami minta pemerintah di dua daerah ini serius menanganinya,” kata Ketua Pemuda Pancasila (PP) Andi Atnan Mangamparang, Selasa (6/2/2024).
Dia berharap agar Dinas Peternakan di Bulukumba dan Sinjai juga tegas terhadap para pedagang.
Temuan Dinas Peternakan Bulukumba-Sinjai yakni adanya oknum pedagang yang membawa sapi untuk dijual di dua daerah itu.
Sapi-sapi yang mereka bawa diduga sedang mengalami penyakit.
Diketahui pada akhir kemarau lalu sejumlah ternak sapi di Kabupaten Bone ikut mati mendadak.
Sebelumnya Dinas Peternakan Kabupaten Bulukumba dan Dinas Peternakan Sinjai sudah turun melakukan investigasi atas penyakit itu.
Mereka mengambil sampel darah ternak sapi yang terkena penyakit.
“Sudah kami kirim ke Balai besar veteriner Denpasar Bali sejak 19 Januari 2024, namun sampai hari ini belum ada jawaban,” kata Kepala Dinas Peternakan Bulukumba, Tayyeb Mangkasi.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di dua daerah tersebut menemukan penyebarannya.
Diduga dari penyebaran itulah sehingga ternak warga mati bergelimpangan.
Sapi yang mati itu tertular dari sapi yang miliki penyakit dari Kabupaten Bone dengan nama penyakit Surra, Jembrana, Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
Sapi yang sakit asal Kabupaten Bone dijual murah ke pedagang lalu dibawa ke Bulukumba dan Sinjai.
Setelah tiba sapi tersebut menularkan penyakit ke ternak sapi lainnya di daerah itu.***