SINJAI, PERMATANEWS | Tradisi sakral pesta adat Mappogau Sihanua kembali digelar di Kawasan Adat Karampuang, Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai.
Kegiatan tahunan ini menjadi momen penting bagi masyarakat dalam melestarikan budaya, sekaligus menarik wisatawan untuk mengenal lebih dekat kearifan lokal Sinjai.
Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif menegaskan bahwa pentingnya menjaga tradisi leluhur seperti Mappogau Sihanua yang menjadi simbol jati diri masyarakat Sinjai.
“Tradisi ini bukan hanya warisan budaya, tapi juga daya tarik wisata yang memperkenalkan Sinjai ke kancah yang lebih luas,” ujarnya.
Perayaan adat yang berlangsung sejak 19 hingga 28 Oktober 2025 ini menampilkan berbagai ritual khas seperti Mabbahang (musyawarah adat), Mappatoa (permohonan restu adat), dan Mabbaja-baja (pembersihan kawasan adat).
Puncak acara akan digelar Senin, 27 Oktober 2025, dengan ritual Menre Ri Bulu dan Lomba Kuliner Kue Tradisional antar-ibu PKK Desa Tompobulu.
Keesokan harinya, masyarakat melaksanakan Mabbali Sumange atau Massulo Beppa, tradisi mengumpulkan kue sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Kegiatan akan ditutup dengan Malling, masa pantangan tanpa pemotongan hewan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sinjai, Tamzil Binawan menyebut, Mappogau Sihanua sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
“Selain memperkuat identitas masyarakat, tradisi ini juga menjadi magnet wisata yang menarik minat pengunjung dari luar daerah,” jelasnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, puncak acara diperkirakan akan dipadati ribuan warga dan wisatawan, serta dihadiri langsung Bupati dan Wakil Bupati Sinjai, Forkopimda, dan tamu kehormatan dari berbagai daerah.***







