SINJAI, PERMATANEWS | Kasus pemukulan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMAN 1 Sinjai, Mauluddin oleh siswanya berinisial MF (17) terus menjadi perhatian publik, Kamis (18/9/2025).
Salah satu saksi, Busran Hafid (55), orang tua siswa SMAN 1 Sinjai mengungkapkan kesaksiannya saat berada di lokasi kejadian di ruang Bimbingan Konseling (BK).
Menurut Busran, saat itu ia bersama anaknya sedang mendapat pembinaan karena melanggar tata tertib sekolah.
Di ruangan yang sama, hadir pula AIPTU Rajamuddin, ayah MF, bersama putranya.
“Saya ada saat kejadian. Kalau tidak salah kami berlima di ruangan itu. Saya bersama anak saya, ada guru, lalu Pak Rajamuddin bersama anaknya,” kata Busran.
Busran menjelaskan, posisi Rajamuddin duduk sekitar empat meter dari pintu masuk. Di pintu masuk itulah MF tiba-tiba memukul Wakasek.
“Kejadiannya sangat cepat. Karena dekat dari saya. Saya langsung melerai. Bahkan, saya yang membawa anak itu keluar ruangan untuk menenangkannya,” jelasnya.
Busran juga menegaskan sempat mendengar Rajamuddin berteriak keras agar anaknya berhenti, kemudian memarahinya dan menyuruhnya meminta maaf. MF langsung bersujud sambil menangis meminta maaf kepada wali kelasnya.
Busran membantah jika ada kabar yang menyebut orang tua pelaku tidak bertindak.
“Kalau ada informasi yang mengatakan tidak ada tindakan dari Pak Rajamuddin, itu tidak benar. Saya ada di lokasi,” tegas Busran.
Namun, ia mengaku tidak sempat memperhatikan apakah Rajamuddin berdiri untuk melerai atau tetap duduk, karena dirinya lebih dulu membawa MF keluar ruangan.
Sebelumnya, Kepala SMAN 1 Sinjai, Muh. Suardi, menyampaikan bahwa insiden terjadi sesaat setelah Wakasek memanggil orang tua MF.
“Begitu orang tuanya datang, anak itu langsung melompati Wakasek dan memukul kepalanya,” ujar Suardi.
Atas peristiwa ini, AIPTU Rajamuddin yang juga anggota Polres Sinjai menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada korban, pihak sekolah, tenaga pendidik, dan masyarakat Sinjai.
“Sebagai orang tua, saya memohon maaf kepada Pak Mauluddin, pihak sekolah, insan pendidikan, serta seluruh masyarakat atas kegaduhan yang timbul,” ucap Rajamuddin.***